Toki No Sabaku

Hari yang riang itu, hari yang jauh...hari dimana aku mendengar suaramu, potongan janjimu.
Dan, hari dimana kita dapat tertawa dengan mudahnya.

Sejak hari itu kita memulai pengembaraan kita, pengembaraan dalam ilusi sang waktu.
Hingga kemudian di tengah angin yang mengamuk, kita dipertemukan kembali...

Tangisan dan air mata yang jatuh...apa mereka hanya akan membasahi padang pasir sang waktu saja?

Tangan sang waktu, mengukir sesuatu dalam hati kita yang berdetak cepat...
Dan dua jalan muncul, melayang indah diterangi sinar bulan.

Hingga kini, tangan itu masih terus membolak-balikkan jam pasir kecil.
Waktu berlalu cepat, saat kita berdiri di tengah hujan yang deras...

Jika kita tidak ingin terkalahkan, jadilah burung dan terbanglah ke angkasa.
Jika kita ingin menjadi kuat, jadilah seperti bunga, yang setia menanti musim semi.
Kita menjadi satu-satunya penyubur padang pasir waktu, setelah ratapan dan tebaran air mata itu jatuh, bukan begitu?
Saat ini...


Ano hi ni kiita kotoba yakusoku no kakera
Nanimo shirazu ni warai aeta Amaku tooi hibi yo

Arekara futari wa tabidachi
Toki no itazura ni samayoi
Fuki susamu kaze no naka de
Futatabi meguri atta

Oto mo naku kobore ochiteku namida wa sugite yuku
Toki no sabaku wo uruoshite kureru deshou ka

Tokei no hari ga shizuka ni
Mune no kodou kizamu
Chigai sugita futatsu no michi
Tsuki akari ni ukabu

Koremade nandomo kono te de
Chiisa na sunadokei wo kaeshite wa
Furi shikiru ame no naka de tomadoi tsuduketeta

Sora wo habataku tori no you ni
Mayowazu ni ireta nara
Haru wo matsu ano hana no you ni
Tada tsuyoku ireta nara
Oto mo naku kobore ochiteku namida ga sugite yuku
Toki no sabaku wo uruoshite kureru no deshou
Ima....


Comments (2)

baiklah kalo begitu... *sambil ngendap2 nyusri pisang

jihihihihii.. untung pisangnya dirante...

Posting Komentar