ingin...

0

Posted by ariazuku | Posted in



aku ingin jadi puisimu. sungguh.
yang tak hanya beruntai kata indah,
tak hanya berhampar puji puja.

aku ingin jadi puisimu. sungguh.
yang membuat caci tak lagi malu dan bersembunyi,
menghasut keputus-asaan tuk berontak tak terkendali.

aku ingin jadi puisimu. sungguh ingin.
yang akan kau teriakkan lantang pada mentari,
atau kau bisikkan lembut pada rembulan.

aku ingin jadi puisimu. sungguh.
tulislah aku,
dengan tinta
yang bahkan tak mampu terhapus oleh senja.
read_more

you left once. i know you will leave again.

0

Posted by ariazuku | Posted in



Seberapa pun aku mencintaimu, tak akan pernah mampu membuatmu berlaku sama padaku. Seberapa pun aku menginginkan kau untuk tetap tinggal, tak akan pernah sanggup membuatmu bertahan walau sebentar. Karena dalam hidup, banyak hal yang tak dapat diubah seberapa pun kita mengupayakannya. Terkadang orang-orang menyebutnya ; takdir.

Aku mencintaimu sungguh-sungguh sampai akhirnya aku rasa kau pun tak sungguh-sungguh menganggapnya. Aku mempertahankanmu sungguh-sungguh hingga tanpa aku sadari pada detik keberapa engkau pergi. Lalu aku menangis sungguh-sungguh. Berjanji untuk melupakanmu. Bersumpah untuk membencimu. Tapi sungguh, saat aku terjaga dari lelap selepas lelah menangis semalam, sungguh aku mengkhianati janjiku sendiri. Aku masih mencintaimu, sungguh.

Seperti memutar lagu yang sama. Seperti membaca buku yang sama. Seperti menonton film yang sama. Walau sudah hafal semua lirik dan nadanya.Walau sudah tau tiap-tiap kata per halamannya. Walau sudah tau seperti apa endingnya bahkan hafal semua dialog di tiap scene-nya. Aku tetap mengulangnya. Seperti itulah aku menyakiti diri sendiri dengan mencintaimu berkali-kali lagi. Memaki cermin, memaki air mata yang kulihat di sana.Mencoba tersenyum, membesarkan hati, aku berhak untuk bahagia. Lantas mengulang janji, seperti kemarin, atau kemarinnya lagi, atau kemarinnya kemarin-kemarin.

Ini tak lagi dapat kusebut cinta. Aku rasa aku bahkan tak perlu bersikeras membencimu. Aku hanya perlu melepas, dan ikhlas. Tak hanya melepasmu, tapi juga ikhlas melepas apapun itu yang dulu kusebut cinta.
Ya, itu cerita kemarin. Aku berhak bahagia.Aku akan memutar lagu yang lain. Membaca buku yang lain. Menonton film yang lain. Atau bahkan, aku akan menyanyikan laguku sendiri. Menulis ceritaku sendiri. Menjalani kisahku sendiri. Ya, dan aku akan bahagia, seiring jauhnya langkah, senada lajunya waktu.

Entahlah. aku tak akan pernah mengukur jarak dan waktu yang akan terlampaui. hingga kelak aku tiba dan hanya merasa seperti "akhirnya, mengingatmu tak lagi terasa menyakitkan"
read_more