Ingin... (2)

0

Posted by ariazuku | Posted in



Aku ingin jadi puisimu, sungguh
Tapi bukan menjadi bintang
Atau bulan yang kau banggakan itu

Aku ingin menjadi bait
Memeluk hangat di hatimu
Merona teduh di tatapmu
Menari seirama lentik jemarimu
Merekah senada merah bibirmu

Jadikan aku puisimu, puan
Hanyutkan aku dalam sebuah botol untuknya
Terbangkan aku bersama merpati kepadanya
Ah, jika kau malu untuk itu, 
bisikkan saja aku pada hembus angin yang menerpanya

Ayolah, jadikan aku puisimu
Karena walau hanya sekali, 
meski cuma sesaat,
Aku ingin terlahir, untuknya...
read_more

indeepsomnia

0

Posted by ariazuku | Posted in


We could talk all night, now we can't say hello.. :')

Mungkin hanya aku saja yang tak bisa walau sekedar mengucap hai padamu.

Padahal, begitu banyak yang ingin aku ceritakan. Hari yang melelahkan, insomnia yang menyebalkan, kesehatan yang menyedihkan, sampai lelucon2 yang ga penting untuk didengarkan.
Padahal, begitu banyak yang ingin aku dengar darimu. Sehatkah kamu? enakkah makan siangmu? lancarkah rencana2mu?, bahagiakah kamu?

Dulu, kita kerap berbincang sepanjang malam, setiap hari. Dulu, seberapa pun melelahkan hariku, aku tau selalu ada kamu yang akan membesarkan hati, memeluk kelemahanku. Dulu...

Katanya waktu, mampu menghapus kesedihan. Tapi aku masih seperti ini.
And they say that I will find another you. That can't be true... Zzzz *ini malah jadi lagu heartache* #abaikanparagrafini

Aku benci insomnia. Aku benci terjaga di tengah malam dan kau melintas begitu saja di pikiranku. Kamu tau kenapa insomnia kini terasa menyebalkan? Karena mungkin bagiku insomnia adalah; takut terpejam dan menemukanmu dalam mimpi untuk kemudian terbangun dan menyadari; kita, tak mungkin bersama..

Aku benci insomnia. Aku sempat ingin membencimu juga. Tapi aku rasa itu tak adil. Sesakit apapun yang aku rasakan, akulah yang paling bertanggung jawab atas itu. Atas harapan2 yang seolah kau beri tapi tak lantas kau perjuangkan, atas janji yang tak pernah terucap namun kerap ku-aamiin-kan. Aku yang harus bertanggung jawab, atas kepercayaanku padamu.

Kau tau, selepas aku menangis karnamu kala itu, aku sempat berjanji pada diriku sendiri. Tak akan ada yang berubah dari kita. Kita tetap sahabat baik. Kita akan tetap seperti itu, membicarakan hal tak penting sampai jatuh tertidur. Tak akan ada yang berubah. Hanya saja ada yang hilang; harapan untuk hidup bersama.

Tapi hei, nyatanya aku tak pandai memegang janji pada diri sendiri. Kita tetap sahabat baik. Tapi tanpa tetap seperti itu, tanpa ada lagi cerita yang kita saling bagi. I can't say hello. Walau sangat ingin, aku tak bisa menyapamu. Hanya mampu mendoakan kebahagiaanmu. Kapanpun, dimanapun, bersama siapapun.

read_more

Tak Ada

0

Posted by ariazuku | Posted in



"Tak akan ada kebahagiaan yang mampu bertahan lama, bila kebahagiaan itu kamu dapat dari mencuri senyum milik orang lain"
Saya pernah mengatakan itu padamu. Dengan senyum yang sempurna tiada.

Saya sadar, saya bukan Tuhan. Saya juga bukan siapa-siapa yang berhak menentukan kebahagiaan siapapun. Kita bahkan tak cukup kenal. Tapi kamu dengan mudahnya masuk dalam bait doa-doa saya. Doa buruk yang kemudian saya sesalkan.

Saya tak tau mengapa amat mudah membencimu, bahkan kita tak cukup kenal. Tapi kamu dengan gampangnya mengarsir dendam di hati saya. Dosa yang kemudian saya sesalkan.

Seseorang bilang pada saya, bukan kamu yang harusnya disalahkan. Hei, saya bahkan tak pernah memikirkan siapa yang salah siapa yang benar. Saya tak pernah merasa benar. Pun saya tak ingin menyalahkan siapa-siapa. Karena itu hanya akan menambah lemah hati yang telah lelah.

Jika saya pernah mengatakan hal buruk tentangnya, sungguh itu hanya se-per-sekian dari yang saya tau. Maaf saya bukan orang baik yang akan dengan senang hati membuka seluruh hal buruk nya untuk kamu. Dan teruslah menganggap baik dia yang kamu anggap baik itu. Dan silahkan mempercayai apapun yang dia katakan tentang saya. Hal se-buruk apapun, kamu berhak mempercayainya.
Pun percayalah, tak akan ada kebaikan yang mampu bertahan lama, bila kebaikan itu datang dari keburukan yang ditutup-tutupi.

Jika kamu pernah menganggap ini pertandingan dan kamu merasa telah memenangkannya, berbahagialah. Kamu pernah bilang mungkin saya hanyalah masa lalu, dan saya menganggap itu 'lucu'. Entahlah, saya bahkan tak ingin lagi menjelaskan ini itu padamu. Walau terkadang saya merasa ini belum selesai ketika saya menganggap ini telah usai. Dan di terkadang berikutnya, saya merasa ini telah cukup dari usai ketika saya menganggap ini sama sekali belum selesai. Entahlah.

Dan sekali lagi akan saya katakan untukmu;

Percayalah, tak akan ada kebahagiaan yang mampu bertahan lama, bila kebahagiaan itu kamu dapat dari mencuri senyum milik orang lain.

Percayalah, tak akan ada hubungan yang bertahan lama, bila sayang itu kamu dapat dari mengingkari kepercayaan milik orang lain.

Percayalah, tak akan ada kebaikan yang mampu bertahan lama, bila kebaikan itu datang dari keburukan yang ditutup-tutupi.



* 3 kalimat terakhir unsourced (pernah baca tapi lupa sumbernya)
selebihnya mengandung curhat *rotfl*
read_more

(bukan) februari

3

Posted by ariazuku | Posted in

tulisan ini udah saya buat dari dulu. ketika saya memutuskan berani mencintaimu, namun akhirnya malah saya pun yang (mungkin) mematahkanmu. maaf...

____________________________________________

mereka bilang ini februari
bertabur warna-warna merah jambu
bagaimana menurutmu?

mereka bilang februari penuh cinta
ramai mawar merah dan puisi-puisi indah
apa kau pun berpikir sama?

mereka bilang ini februari
dimana kasih sayang punya hari spesial
atau itu hanya cara mereka membual?

entahlah..

namun bagiku,
februari adalah kamu~

terimakasih februari,
telah menjadikan kami satu
terimakasih
telah menjadi garis start lintasan rindu
membawa dia yang membahagiakanku

mereka bilang ini februari
ya..
ini februari
bulan dimana pertama kali
kau memanggilku "onigiri"

/^,^\

________________________________________________

kalo kamu masih inget, dulu saya pernah minta kamu bikinin saya puisi tapi yang judulnya "februari"
trus karna ga kamu bikin2in, akhirnya saya bikin tulisan ini deh. nyehehe...



dear kamu, selamat memeluk februari tahun ini..




read_more

Aku, tak (akan) lagi merindukanmu.

0

Posted by ariazuku | Posted in



apa yang harus kutulis, agar kau tau aku tak (akan) lagi merindukanmu.

waktu yang hilang tak pernah dan tak akan pernah kembali.
berkali terasa seperti membodohi diri sendiri.
aku merindu pada kosong.
merajuk pada hampa,
pada diam yang mempesona.
namun nyata tetaplah sebongkah derita dalam cerita.

aku, tak (akan) lagi merindukanmu.

bukan tentang lelah.
bukan sekedar menyerah atau mengalah.
telah kucukupkan pasrah di hamparan sajadah.
kuhembuskan ikhlas di tiap hela nafas.

terimakasih, kesayangan.

Aku, tak (akan) lagi merindukanmu.
read_more

ingin...

0

Posted by ariazuku | Posted in



aku ingin jadi puisimu. sungguh.
yang tak hanya beruntai kata indah,
tak hanya berhampar puji puja.

aku ingin jadi puisimu. sungguh.
yang membuat caci tak lagi malu dan bersembunyi,
menghasut keputus-asaan tuk berontak tak terkendali.

aku ingin jadi puisimu. sungguh ingin.
yang akan kau teriakkan lantang pada mentari,
atau kau bisikkan lembut pada rembulan.

aku ingin jadi puisimu. sungguh.
tulislah aku,
dengan tinta
yang bahkan tak mampu terhapus oleh senja.
read_more

you left once. i know you will leave again.

0

Posted by ariazuku | Posted in



Seberapa pun aku mencintaimu, tak akan pernah mampu membuatmu berlaku sama padaku. Seberapa pun aku menginginkan kau untuk tetap tinggal, tak akan pernah sanggup membuatmu bertahan walau sebentar. Karena dalam hidup, banyak hal yang tak dapat diubah seberapa pun kita mengupayakannya. Terkadang orang-orang menyebutnya ; takdir.

Aku mencintaimu sungguh-sungguh sampai akhirnya aku rasa kau pun tak sungguh-sungguh menganggapnya. Aku mempertahankanmu sungguh-sungguh hingga tanpa aku sadari pada detik keberapa engkau pergi. Lalu aku menangis sungguh-sungguh. Berjanji untuk melupakanmu. Bersumpah untuk membencimu. Tapi sungguh, saat aku terjaga dari lelap selepas lelah menangis semalam, sungguh aku mengkhianati janjiku sendiri. Aku masih mencintaimu, sungguh.

Seperti memutar lagu yang sama. Seperti membaca buku yang sama. Seperti menonton film yang sama. Walau sudah hafal semua lirik dan nadanya.Walau sudah tau tiap-tiap kata per halamannya. Walau sudah tau seperti apa endingnya bahkan hafal semua dialog di tiap scene-nya. Aku tetap mengulangnya. Seperti itulah aku menyakiti diri sendiri dengan mencintaimu berkali-kali lagi. Memaki cermin, memaki air mata yang kulihat di sana.Mencoba tersenyum, membesarkan hati, aku berhak untuk bahagia. Lantas mengulang janji, seperti kemarin, atau kemarinnya lagi, atau kemarinnya kemarin-kemarin.

Ini tak lagi dapat kusebut cinta. Aku rasa aku bahkan tak perlu bersikeras membencimu. Aku hanya perlu melepas, dan ikhlas. Tak hanya melepasmu, tapi juga ikhlas melepas apapun itu yang dulu kusebut cinta.
Ya, itu cerita kemarin. Aku berhak bahagia.Aku akan memutar lagu yang lain. Membaca buku yang lain. Menonton film yang lain. Atau bahkan, aku akan menyanyikan laguku sendiri. Menulis ceritaku sendiri. Menjalani kisahku sendiri. Ya, dan aku akan bahagia, seiring jauhnya langkah, senada lajunya waktu.

Entahlah. aku tak akan pernah mengukur jarak dan waktu yang akan terlampaui. hingga kelak aku tiba dan hanya merasa seperti "akhirnya, mengingatmu tak lagi terasa menyakitkan"
read_more

tak pernah takut

0

Posted by ariazuku | Posted in

aku tak pernah takut patah. aku tak pernah takut kau patahkan. karena mencintai, bukan hanya tentang berani untuk bahagia. tak hanya tentang bersedia untuk tertawa.

aku tak pernah takut jatuh. karena aku tau aku sanggup untuk bangkit kembali. karena mencintai, bukan hanya tentang setinggi apa kau bisa terbang. tak hanya tentang indahnya berjuta angan.

aku tak pernah takut tertatih. lalu biarkan aku berlari walau kelak harus terhenti. karena mencintai, bukan hanya tentang seberapa banyak mimpi kau raih. tapi juga seberapa bijak kau memaknai segala yang terlewati.


read_more

menyenangkan hati sendiri, salahkah?

0

Posted by ariazuku | Posted in

ah ini post curcol... skip aja lah klo ga minat.. penting apa curhatan ane? gak keiknya.. <- aja="" ane="" awal2nya="" br="" gimana="" ini="" isinya="" jadinya="" khawatir="" post..="" surem="" udah="">

ini paragraf pertamanya. fyi, ane ini cewek berhijab. walaupun klo di ranah dunia maya kerapkali orang ngira ane cowok gegara id ane, tapi nama panggilan ane waktu skolah dulu emang "arya" sih jadi salah siapa dong? udah bagian ini ga usah dibahas. fyi lagi, dari awal ane berhijab pun ane suka model rambut yang aneh2. yang kadang ga jelas gitu itu model apa. pernah nyobain bagian depan ikut model hinata, bagian belakang ikut model sasuke, tapi kiri kanannya ga sama panjang, bayangin deh tuh ga karuannya keik apa. tapi pas udah panjang lagi sih ga aneh kok jadinya. ya tapi ane palingan potong rambut itu setahun sekali paling cepet nya mah. jadi klo lagi ga pengen model apa2 ya di segi layer aja *bener kaga ni tulisannye*

kenapa jadi ngomongin rambut? karena ini curcolnya emang tentang rambut. jadi bulan lalu ane emang ada niatan mau potong rambut, udah lumayan panjang karna emang terakhir potong lebaran tahun lalu, udah setahun lah itungannya. trus keponakan ane juga mau potong rambut katanya, dan jadilah dia mau ngajak barengan ke salon gituh. tapi trus pas ane nagaca2 gituh kok rasanya sayang yah klo rambut ane dipotong, abisnya bagus sih tuh rambut *malah narsis sendiri* trus ane mutusin ke ponakan ane gini "yaudah kita ke salon aja tapi nanti aku liat2 dulu ada model yang bagus ga" jadi maksudnya ane tetep nganterin ponakan ane tapi ane potong rambut apa engga itu tergantung mood ane pas di salon ntar. eh tapi ane malah diginiin ama ibunya "halah pake model2an segala. rambut ditutupin aja siapa yang mau ngeliat" ndanya rada sinis sih di telinga ane. trus langsung gimana gitu deh perasaan ane. emangnya salah apa klo ane suka eksplorasi rambut ane *itu apaan lagi eksplorasi, dora kali ah pake ekplor2 segala*

trus akhirnya ampe lewat lebaran ane ga jadi gan ke salon *aduh bahasanya napa jadi :kaskusbanget ginih*. soalnya ponakan ane juga jadi ga mau karna katanya klo ane juga ga potong rambut gausah aja (kata ibunya sih). trus yaudah, ga masalah2 amat juga buat ane. lah kalo ga masalah ngapain coba curhat gaje di sini?! nah masalahnya tuh beberapa hari lalu. akhirnya ponakan ane dipotongin rambutnya ama ibunya sendiri. dipendekin doang, jadi potongannya lurus aja gitu. nah kan ane ngeliatin tuh nongkrong di sampingnya, eh tiba2 dia ngomong gini lagi "tuh kan gini doang ngapain pake digaya2in segala, rambutnya juga ditutupin ntar" *kurang lebih lah ya* kali ini radanya ga se-sinis yang kmarenannya sih, cuman rada kayak gimanaa gituh, tetep ga enak aja ane ngedengernya. *nyindir? dalem hati ane mah gitu "_ _)*

trus langsung berkecamuk segala pertanyaan2 dan pembelaan2 dalam diri ane #eaaaberkecamuk (///_-). orang2 emang ga bakal liat model rambut ane keik gimana. lagian ane juga ga pentingin komentar2 orang kalaupun ane ga berhijab dan rambut ane bisa diliat semua orang. nah, trus klo ditanya buat apa? ya buat ane sendiri lah. (beda klo ane udah punya suami nanti ya pasti buat suami ane dong, malah mesti cari model yang paling bagus kan biar suami ane seneng #ihiiir~). sekali lagi, ya buat ane sendiri. buat muasin rasa eksploration *??* ane. buat nyenengin diri sendiri, biar tiap kali ngaca bisa kibas poni, buat ngilangin hasrat ingin tau ane 'klo gini gmana ya' 'cobain keik gini ah' 'dan.lain.lain'. buat itu doang gan... salah? masalah?
kalo iya, tolong kasih tau di mana salahnya. mungkin bisa jadi bahan instrospeksi ane.

tuh, ga penting kan curhatannya.. bye~
read_more

Untitle Feeling

0

Posted by ariazuku | Posted in




Apa namanya, membela ego sendiri. lalu menghilang, tak ada kabar, tak ada kata, tak ada maaf. Menggantung hati, mengombang ambing perasaan, membuat semua terlihat berkabut. Dan semakin lama, gelap.

Apa namanya, berminggu ‘mengasingkan’ diri. Membuat menyerah untuk terus mengerti.  Memaksa rindu semakin berlari, pergi.

Apa namanya, tetiba kembali. Berdalih membawa cinta. Menuang resah hingga membuncah. Meminta hati seisinya, seketika.

Lantas lagi-lagi hilang. Mengulang semua yang terulang. Melipat gandakan kepedihan, menghujam.

Apa namanya, berbulan entah bagaimana. Membuat menyerah untuk yang tersisa. Memaksa hati semakin berlari, pergi.
Dan tetiba perlahan muncul. Seperti halaman pertama tanpa kata pengantar.  Begitu saja mengisi, menoreh sedikit demi sedikit. Seakan buku itu milikmu, sendiri.

Apa namanya, tak pernah bisa kujawab. Yang aku tau, aku tak lagi tau apa nama perasaanku untukmu.

read_more